sebuah blog dari saya untuk anda untuk kita dan untuk mereka

Another Widget

Sabtu, 10 Januari 2015

On 00.00 by Unknown   No comments


Oleh Irfan Fauzi
Mahasiswa Pecinta Alam
dan Aktivis HMI Cab. Yogyakarta

Pohon. Sebuah kata yang sering disimbolkan dengan kehidupan. Kehidupan seluruh mahluk manusia, hewan, hingga tumbuhan sang induk si pohon. Pohon juga menjadi bagian penting dari kesejarahan, mitologi, maupun ekologi.

Orang Indonesia menyebut kisah-kisah serta peristiwa-peristiwa kehidupan masa lalu dengan istilah sejarah. Sejarah merupakan kata yang diadaptasi dari Bahasa Arab, yaitu syajaratun yang berarti pohon. Pohon secara filosofis melambangkan arti penting kehidupan, khususnya kehidupan di masa lalu. Akar pohon yang merambat ke dalam hingga terus meluas sampai menembus unsur hara dalam tanah dianalogikan seperti garis keturunan manusia, yang berawal dari satu manusia, kemudian berkembang menjadi beberapa manusia, hingga terus bercabang seiring banyaknya keturunan dari satu manusia.

Pohon juga menjadi bagian mitologi serta menjadi saksi saat Adam dan Hawa berada di surga yang memakan buah terlarang, Khuldi. Sebagai tanda pembangkangan pertama yang dilakukan oleh manusia pertama terhadap Tuhannya yang juga menjadi keberhasilan bagi para iblis dalam menggoda Adam dan Hawa ke dalam kesesatan.

Pohon juga menjadi investasi ekologis. Dahulu para buyut kita terbiasa untuk menanam pohon, meskipun secara logika saat pohon tumbuh besar, beliau para buyut mungkin sudah tiada. Namun mereka meyakinkan kita bahwa apa yang kita tanam hari ini, biarlah generasi selanjutnya yang memetik hasilnya. Sebuah investasi yang sangat bernilai. 

Kini keberadaan pohon kadang terabaikan. Pepohonan di kota, terlihat mengenaskan saat musim-musim pemilu. Banner serta spanduk para caleg maupun capres terpasang mengotori batang pohon. Vandalisme berupa coretan-coretan maupun ukiran keresahan kaum remaja kadang kita jumpai pada batang pohon. Hingga penebangan liar yang membuat gundul hutan-hutan di Kalimantan, Sulawesi, serta daerah lainnya.

Padahal dalam sudut pandang biologi, pohon sangat bermanfaat sebagai penyerap emisi karbon (melalui pemanfaatan gas karbondioksida oleh dedaunan dalam proses fotosintesis). Selain itu pohon juga sebagai penyedia oksigen sebagai hasil fotosintesis, akar pohon yang menancap ke tanah berfungsi sebagai penahan air dan penguat lahan hingga mencegah terjadinya erosi. Pohon juga menjadi habitat dari berbagai jenis kehidupan biota yang ada di suatu ekosistem.

Kumpulan pohon-pohon yang terdiri dari satu jenis atau beragam jenis pohon membentuk sebuah kawasan perhutanan yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup umat manusia. Dalam pertemuan American Geophysical Union tahun 2006, saat dipresentasikan makalah Govindswamy Bala dari Lawrence Livermore National Laboratory serta koleganya, Ken Caldeira, dari the Carnegie Institution of Washington menyimpulkan keuntungan dari hutan, pertamahutan dapat mendinginkan suhu permukaan bumi dengan cara menyerap karbon dioksida selama proses fotosintesis. Kedua, hutan mampu mendinginkan suhu bumi dengan cara menguapkan lebih banyak air ke atmosfer sehingga meningkatkan persentase penutupan awan-cloudiness. Ketiga, hutan mempunyai efek pemanas karena warna yang gelap mampu menyerap sinar matahari dan mempertahankan panas di dekat permukaan bumi.

Peristiwa bencana seperti banjir musiman di Jakarta tidak akan terjadi jika hutan yang berada di bogor tidak dijadikan villa-villa elit. Menurut penelitian tegakan hutan yang berdaun jarum mampu meresap 60 persen air hujan ke tanah, bahkan tegakan hutan berdaun lebar membuat 80 persen air hujan terserap tanah. Sehingga mampu meningkatkan cadangan air.

Apa jadinya generasi setelah kita jika kelak mereka banyak terpengaruh emisi gas CO2 dari kendaraan bermotor, banjir di berbagai tempat, atau bahkan mereka kesulitan bernafas karena oksigen yang semakin menipis disebabkan jarangnya pepohonan akibat ulah generasi sekarang  yang acuh terhadap pohon. Kesejahteraan manusia terutama berkaitan dengan suhu bumi, oksigen yang kita hirup, serta air yang kita gunakan bertautan erat dengan keberadaan pohon. 

Untuk itu, pada 10 Januari yang diperingati sebagai Hari Sejuta Pohon Sedunia, kiranya jangan hanya di selebrasi secara seremonial.  Kesadaran bersama akan pentingnya sebuah pohon patut kita tingkatkan. Visi antropokosmik yang mengedepankan prinsip bahwa manusia merupakan bagian dari alam harus dikedepankan. Nilai-nilai ekosentrisme dapat diimplementasikan melalui gerakan menanam serta merawat pohon yang tentu tidak hanya pada tanggal 10 Januari . Setiap hari kelestarian pohon harus menjadi tanggung jawab bersama. Alam sudah memberi,  kini saatnya kita menjaga alam dengan melestarikannya.