sebuah blog dari saya untuk anda untuk kita dan untuk mereka

Another Widget

Selasa, 15 November 2016

On 14.49 by Unknown   No comments

Oleh : Irfan Fauzi


"Salah satu hikmah yang juga adalah kenikmatan bagi pasangan halal yang terpisah jarak adalah kerinduan."

Kehidupan awal setelah menikah adalah hari-hari yang membahagiakan. Memandangi wajah istri ketika hendak tidur atau setelah bangun tidur adalah hal yang paling menenangkan sekaligus menegangkan. Pada saat itulah kami tinggal serumah dan berada di kamar yang sama.

Keseharian yang kami jalani setelah menikah tidak terlepas dari euphoria resepsi pernikahan. Saya dan istri, juga adik ipar beserta para ponakan yang menggemaskan , semarak membuka satu persatu kado pernikahan yang kami dapatkan dari sanak saudara maupun kerabat. Kado pernikahan yang kami terima sangat beragam, mulai dari peralatan dapur, peralatan makan, perlengkapan tidur, tas, jam tangan, bingkai foto, hingga kaos organisasi mahasiswa. Yang jelas, kami menerima kado dengan perasaan bahagia .

Selepas berubah status, kami berada di yogya tidak lebih dari 32 jam. Keesokan harinya, yaitu pada kamis malam (15/9) kami beserta keluarga yang terdiri dari dua mobil berangkat ke Indramayu untuk mengunjungi rumahku. Mungkin, istilah jawanya yaitu “Ngunduh Mantu”.

Saya kira tak banyak persiapan yang dilakukan orang tuaku, mengingat baru sehari sebelumnya rombongan keluarga melakukan perjalanan dari Yogya menuju Indramayu. Tak dinyana, saat kami datang ada Uwak ku, orang tua, dan teman-teman ibuku yang menyambut. Hidangan tersedia lengkap. Sambil berbincang kami makan bersama. Satu lagi kejutan yang kami terima yaitu pemutaran film –foto & video – saat ijab qabul dan resepsi pernikahan kami. kami melihatnya dengan senyum-senyum dan juga ada rasa terharu saat momen-momen sakral didokumentasikan.

Keluarga dari Yogya tak bisa berlama-lama di rumahku. Mereka harus melanjutkan perjalanan menuju Jakarta dan Rangkasbitung. Maka tidak sampai satu hari di Indramayu, mereka sudah melanjutkan perjalanan, tentunya tanpa istriku. Saya dan Istri tetap tinggal bersama orang tuaku sambil silaturahim dengan beberapa saudara.

Sayangnya, kebahagiaan itu hanya berlangsung tiga hari. Selepas tiga hari, saya dan Istri harus berpisah untuk sementara waktu menuntaskan tanggung jawab pekerjaan yang belum selesai. Istri kembali ke Yogya dan saya kembali ke Bekasi. Memang berat ujian jarak yang kami rasakan. Belum juga genap satu minggu kami bersama. Kami harus merentang jarak dan waktu untuk bisa berjumpa kembali dua bulan kemudian. Tapi, kami selalu mengambil hikmah dari setiap kejadian. Salah satu hikmah yang juga adalah kenikmatan bagi pasangan halal yang terpisah jarak adalah ‘kerinduan’.