Kamis, 05 Juni 2014
On 05.48 by Unknown No comments
MATERI
FLUIDA STATIS
Keadaan
suatu bahan secara keseluruhan dapat dibagi menjadi zat padat dan fluida. Zat
padat cenderung tegar dan mempertahankan bentuknya, sementara fluida tidak
mempertahankan bentuknya tetapi mengalir. Fluida meliputi cairan, yang mengalir di bawah pengaruh gravitasi sampai menempati daerah
terendah di bawah penampungnya, dan gas yang mengembang mengisi penampungnya
tanpa peduli bentuknya.
Secara
sederhana fluida dapat di artikan sebagai zat yang dapat mengalir yaitu zat
cair, zat gas, maupun zat padat. Tetapi zat padat dapat mengalir pada
tempereatur tertentu dan membutuhkan periode waktu yang panjang seperti aspal,
dan es.
Secara
umum fluida dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu fluida statis dan fluida
dinamis. Fluida statis membahas mengenai zat alir pada fluida yang diam,
sedangkan fluida dinamis membahas mengenai zat alir pada fluida yang bergerak
atau mengalir.
Fluida
memiliki beberapa karakteristik diantaranya : mempunyai kompresibilitas (ukuran
ketahanan terhadap tekanan pada suatu zat alir), mempunyai viskositas
(kekentalan), serta tidak dapat melawan arus secara konstan.
1. Hidrostatis
Tekanan
Hidrostatika adalah tekanan yang disebabkan oleh berat zat cair. Tekanan adalah
: Gaya per satuan luas yang bekerja dalam arah tegak lurus suatupermukaan.
P = F/A
Dimana P = tekanan (Pa)
F = Gaya (N)
A = Luas Penampang (m)
Tiap titik di
dalam fluida tidak memiliki tekanan yang sama besar, tetapi berbeda-beda sesuai
dengan ketinggian titik tersebut darisuatu titik acuan.
"Gaya hidrostatis
pada dasar bejana tidak tergantung pada banyaknya zat cair maupun bentuk
bejana, melainkan tergantung pada : Massa jenis zat cair, tinggi zat cair
diatas dasar bejana dan luas dasar bejana".
Untuk bejana yang
mempunyai luas dasar (A) yang sama dan berisi zat cair denganketinggian yang
sama pula (h), menurut hukum utama hidrostatis : Tekanan hidrostatis pada dasar
masing-masing bejana adalah sama yaitu :
Ph = ρ . g . h
2. Hukum
Pascal
Tekanan pada kedalaman h lebih besar daripada tekanan di bagian atas sejumlah ρgh berlaku untuk cairan dalam bejana
apa pun, tak bergantung pada bentuk bejana. Besar tekanan akan sama di setiap
titik pada kedalaman yang sama. Saat kita menambah P0, misalnya
dengan menekan ke bawah bagian atas permkaan degna sebuah pengisap, maka
pertambahan tekanan adalah sama untuk semua titik dalam cairan tersebut. Ini
dikenal sebagai prinsip Pascal, yang
dinamakan untuk mengenan sang penggagas Blaise Pascal (1623-1662) :
“Tekanan yang diberikan pada suatu cairan yang tertutup diteruskan tanpa berkurang ke tiap titik dalam fluida dan ke dinding bejana”
Penerapan dari Hukum Pascal dalam kehidupan
sehari-hari dapat kita jumpai pada mesin hidrolik di bengkel atau tempat
pencucian motor dan mobil. Selain itu penerapan hukum pascal juga digunakan
dalam pembuatan jembatan timbang. Selengkapnya lihat video berikut ini.
Video :
3. Hukum
Archimedes
Archimedes (287-212 SM) telah diberi tugas
untuk menentukan apakah mahkota yan dibuat untuk Raja Hieron II adalah emas
murni atau apakah mahkota itu mengandung logam yang lebih murah, misalnya
perak. Masalahnya adalah menentukan kerapatan mahkota yang bentuknya tidak
beraturan tanpa menghaancurkannya. Singkat cerita archimedes mendapatkan solusinya
ketika sedang mandi dan segera berlari lewat jalan-jalan di Syracuse sambil
berteriak “Eureka” (“saya telah
menemukannya”).
Dari sanalah Hukum Archimedes mulai
dirumuskan. Archimedes mengatakan bahwa sebuah
benda yang tenggelam seluruhnya atau sebagian dalam suatu fluida diangkat ke
atas oleh sebuah gaya sama dengan berat fluida yang dipindahkan.
Benda yang tenggelam dalam fluida terlihat
lebih rendah beratnya dibadningkan di luar fluida. Hal tersebut dikarenakan di
dalam fluida terdapat gaya angkat atau gaya apung. Gaya apung merupakan
kesebandingan antara tekanan dan kedalaman.
untuk mencari besarnya gaya apung, dapat kita temukan melalui persamaan di bawah ini :
untuk mencari besarnya gaya apung, dapat kita temukan melalui persamaan di bawah ini :
Di bawah
ini dapat kita lihat simulasi dari penerapan hukum archimedes. Video : http://www.youtube.com/watch?v=2YVT4l7s9P8&feature=youtu.be
4. Gejala
Kapilaritas
Gaya tarik menarik antara sebuah molekul di
dalam cairan dan molekul-molekul lain dalam cairan dinamakan gaya kohesi. Gaya antara sebuah molekul
cairan dengan bahan lain, seperti dinding pipa yang tipis,dinamakan gaya adhesi. Bila gya adhesi relatif
lebih besar terhadap gaya kohesi, seperti pada kasus air dan permukaan gelas,
permukaan kolom cairan dalam sebuah pipa adalah konkaf ke atas. Bila gaya
adhesi realtif lebihkecil terhadap gaya kohesi, sepertihalnya air raksa dan
gelas, cairan tidak membasahi permukaan dan permukaan adalah konveks.
Bila permukaan cairan konkaf ke atas, tegangan
permukaan pada dinding pipa mempunyai komponen ke atas . cairan akan naik dalam
pipa sampai gaya ke atas neto padanya yang disebabkan tegangan permukaan
diimbangi oleh berat cairan. Kenaikan ini dinamakan gerakan kapiler atau kapilaritas,
dan pipa dinamakan pipa kapiler.
h = Kenaikan/penurunan zat cair dalam
kapiler(m)
ϒ = Tegangan
permukaan zat cair (N/m)
θ
= Sudut kontak
ρ
= Massa jenis zat cair (kg/m3)
g
= Percepatan gravitasi (m/s2)
r
= Jari-jari kapiler (m)
Minggu, 01 Juni 2014
On 00.20 by Unknown No comments
Pemilihan
legislatif pada April 2014 menyisakan berbagai tantangan bagi partai politik
untuk menyusun strategi dalam Pilpres Juli mendatang. Tidak adanya partai yang
mencapai ambang batas 20% mengharuskan setiap partai politik untuk berkoalisi
demi mengusung capres-cawapres.Alur koalisi terlihat jelas saat pendeklarasian
Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta. Pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla diusung oleh PDI-P,
PKB, Nasdem, dan Hanura. Sedangkan Prabowo Subianto- Hatta Rajasa diusung oleh Gerindra,
PAN,PKS, PPP, PBB,PKPI, dan Golkar. Kedua pasangan capres-cawapresini pun
melakukan pendeklarasian di hari yang sama (18/5), namun berbeda tempat.
Jokowi-JK di Gedung Joeang 45 sedangkan Prabowo-Hatta di Gedung Polonia.
Terlepas dari
komposisi koalisi di atas, para capres dan cawapres harus mampu membuat
masyarakat percaya dengan sepenuh hati untuk memilihnya pada pilpres mendatang.
Kepercayaan yang dibangun antara capres dan cawapres sebagai calon pemimpin
dengan masyarakat sebagai calon yang dipimpin tidak akan bisa didapatkan melaui
pencitraan, money politic, pembelian
suara, dan konspirasi politik lainnya.
Pencitraan
yang dilakukan setiap capres dan cawapres dengan sendirinya akan terbongkar. Sebuah
pepatah klasik mengatakan “sepintar-pintarnya menyembunyikan bangkai, suatu waktu
pasti akan tercium baunya”. Capres yang hanya mempertontonkan kepura-puraanya
untuk blusukan atau terjun ke masyarakat kemudian diliput oleh media massa
sungguh tidak akan menarik simpati masyarakat.
Money Politic yang dikemas dengan
berbagai macam produk baik pemberian bantuan kepada yayasan-yayasan sosial,
tempat ibadah, sekolah-sekolah, ataupun langsung kepada individu-individu
sungguh tak akan mampu merebut hati sang pemilih, jikapun sang pemilih
memutuskan untuk memilih sang pemberi uang tentu dia memilih bukan dengan hati,
melainkan memilih karena karena materi.
Meminjam
pernyataan dari sang founding father
bangsa, Mohammad Hatta bahwa “setiap
pemimpin yang menyerukan dirinya dalam golongan rakyat telah mengetahui lebih
dahulu bahwa hidupnya tidak akan selama-selamanya akan tidur di atas kasur
kapas yang enak ”. Makna filosofis dari pernyataan ini yakni seorang
pemimpin harus siap untuk menjadi “miskin”, demi mengedepankan kesejahteraan
rakyatnya. Jika kita melihat realitas pemerintahan Indonesia saat ini, gaya
hidup yang ditunjukkan oleh pemimpin-pemimpin kita sangatlah bertentangan
dengan filosofi “siap miskin” di atas. Gaya hidup yang mengedapankan kemewahan
serta elitis sangat kental sekali dengan para pemimpin kita, apalagi sekelas
presiden. Kesederhanaan pun hanya dijadikan sebagai pencitraan pada saat-saat
kampanye.
Cermat Memilih
Pada 9 Juli
Mendatang, nahkoda kepemimpinan negeri dengan lebih dari 17.000 pulau selama
lima tahun kedpan akan ditentukan. Para pemilih pun dituntut jeli dalam
menentukan hak pilihnya. Jangan sampai terjebak pada adagium “beli kucing dalam
karung”. Merujuk kepada data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa pada tahun 2014, hak suara didominasi
oleh pemilih muda yang berusia sekitar 17-50 tahun yang mencapai 50-60 juta.
Pemilih muda ini termasuk ke dalam generasi ke- X. Don Tapscott menyebutnya
dengan generasi digital. Tipikal generasi digital ini lebih spontan, fleksibel,
peduli terhadap lingkungan serta mandiri dalam menentukan pilihan.
Tentunya
pemilih muda ini adalah generasi yang tidak terjebak dalam adagium “beli kucing
dalam karung”. Mereka adalah generasi yang cermat dalam menentukan pilihan,
sehingga sangat sia-sia jika para capres-cawapres mengedepankan pencitraan atau
penokohan personal semata. Dengan demikian mereka akan cenderung untuk memilih capres-cawapres
yang nirpencitraan serta siap “miskin” demi memperjuangkan kepentingan
rakyatnya.Agaknya pepatah kuno yang mengatakan Leiden is lijden, “memimpin adalah menderita” harus dipegang teguh
oleh para capres-cawapres agar kelak para pemilik suara yakin bahwa presiden
dan wakil presiden yang terpilih mampu mewujudkan keadilan sosial dan ekonomi
di bumi pertiwi.
Irfan fauzi
Mahasiswa
Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Sunan
Kalijaga
On 00.13 by Unknown No comments
Sejuknya udara
malam nglanggeran pathuk tak membuat gentar rombongan teman-teman HMI
Komisariat Sains dan Teknologi untuk terus mendaki sang embung Nglanggeran.
Kelap kelip cahaya disekitar embung turut menemani perjalanan kami. Malam itu
(26/5) adalah malam pelepasan ekstrainer kami tercinta, yang sudah memasuki
usia 6 bulan lebih selama mengikuti proses perkaderan di HMI. Di antaranya ekstrainer Acer Kepin, G30S HMI, serta
ekstrainer lainnya yang bahkan beberapa personil yang sudah menjadi pengurus
turut dilepas pada malam itu.
Ada hal yang cukup menarik
dari pelepasan ini yaitu lokasi pelepasan yang bertempat di kawasan wisata
gunung api purba, Nglanggeran tepatnya Embung Nglanggeran. Kami menduga terdapat
alasan tersendiri bagi panitia (Hikmah dkk) untuk memilih tempat ini. Kenapa
harus Embung?
Dalam ilmu
pertanianEmbung berarti waduk kecil
atau tandon air pada lokasi pertanian yang bertujuan untuk mengairi kawasan
pertanian di sekitarnya saat musim kemarau maupun musim hujan. Meskipun secara
kuantitas tidak terlalu besar (tidak seluas waduk) , namun secara kualitas
embung sangat berguna bagi pengairan lahan pertanian disekitarnya bahkan bisa
dijadikan sebagai objek wisata seperti embung nglanggeran ini.
Dari makna Embung
di atas, serta acara pelepasan ekstrainer HMI Komisariat SAINTEK kami berharap
bahwa ekstrainer yang sudah di lepas setidaknya mampu berperan sebagai “Sang Embung” yang senantiasa tegar
berdiri baik dalam kondisi sulit maupun lapang, bahkan “Sang Embung” mampu memberi kebermanfaatan bagi entitas di
sekitarnya . Meski dari segi kuantitas tidak terlalu banyak tapi secara
kualitas kami yakin teman-teman ekstrainer yang sangat potensial ini mampu menunjukkan
kebermanfaatannya sebagai kader yang dapat menjadi tulang punggung bagi HMI
Komisariat Sains dan Teknologi.
Dengan terus
mengikutievent-event positif yang diadakan di tingkatan komisariat maupun
cabang, serta meningkatkan budaya literasi baik dalam bidang sains, agama,
maupun umum maka teman-teman telah menggali lebih dalam tandon air sang embung
agar kelak mampu mengairi kader-kader HMI di sekitarnya baik di internal
komisariat Saintek maupun komisariat lain agar terus tumbuh subur dalam naungan kekeluargaan HMI Cabang
Yogyakarta.
Sejatinya pelepasan
ekstrainer bukanlah proses pelepasan tanggung jawab perkaderan pengurus
komisariat terhadap kadernya, bukan pula terbebasnya setiap anggota ekstrainer
dari tanggung jawabnya sebagai kader HMI yang merupakan kader umat dan kader
bangsa. Setidaknya pelepasan mengandung makna bahwa seluruh anggota ekstrainer
akan dihadapkan kepada tanggung jawab satu tingkat lebih besar, dimana seluruh
aktifitas ke-HMI an harus dibarengi dengan kesadaran serta kekritisan yang
utuh. Dari sinilah gerbang pintu HMI yang sesungguhnya baru terbuka. Miltansi serta
loyalitas teman-teman dipertaruhkan pada masa pasca extrainer.
Setelah ini
teman-teman baru bisa mengikuti jenjang perkaderan LK II, Senior Course, maupun
LK III baik lokal maupun nasional. Dengan keikutsertaan dalam jenjang
perkaderan LK II, kami yakin pandangan teman-teman akan terecerahkan. HMI tidak
hanya selingkup Kampus Putih UIN Sunan Kalijaga, Juga tidak hanya selingkup
Yogya (Cabang Yogyakarta & Cabang Bulaksumur). HMI adalah Organisasi besar,
dengan lebih dari 200 Cabang di seluruh nusantara mulai dari sabang sampai
merauke serta ratusan ribu kadernya. Ketika teman-teman mampu berkomunikasi
dengan seluruh saudara se-hijau hitam di seluruh wilayah nusantara baik melalui
pertukaran ide, gagasan, maupun pengalaman kami yakin bahwa ekstrainer yang
baru dilepas ini mampu menjadi seorang pemimpin tidak hanya di lingkup
Komisariat, Cabang, maupun Pengurus Besar HMI saja, namun mampu menjadi
pemimpin – pemimpin Indonesia di kemudian hari. Kami berkeyakinan bahwasangat
mungkin sekali sosok Caknur, Jusuf Kalla, Akbar Tandjung, Mahfud MD, Anis
Baswedan, dll akan terlahir kembali dari rahim Komisariat Fakultas Sains dan
Teknologi jika seluruh kadernya mampu berproses secara utuh serta mampu mengkontekstualisasikan
tiga ranah perjuangan HMI (Keislaman, Keindonesiaan, dan Kemahasiswaan). Jangan
patah semangat, tetap berjuang karena ketika kita yakin serta berusaha niscaya
kita akan sampai pada tujuan yang ingin kita gapai. Yakusa !
Bahagia ... ???
IRFAN FAUZI
MPKPK HMI KOMFAK SAINTEK 2013-2014
Langganan:
Postingan (Atom)