sebuah blog dari saya untuk anda untuk kita dan untuk mereka

Another Widget

Minggu, 14 Desember 2014

On 11.14 by Unknown   No comments


Oleh Irfan Fauzi
Mahasiswa Pendidikan Fisika
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga
Dunia pendidikan kembali riuh dengan berbagai kejutan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Setahun yang lalu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M. Nuh mengeluarkan kebijakan melalui PERMENDIKBUD N0.81 A tahun 2013 tetang implementasi Kurikulum 2013 secara bertahap. Tidak berselang lama pada (5/12), Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Anis Baswedan membatalkan implementasi Kurikulum 2013 di seluruh sekolah yang baru melaksanakan satu semester.

Kebijakan yang kontradiktif seperti di atas tentu membuat dunia pendidikan semakin berjalan tertatih, khususnya pendidikan formal dimana guru dan siswa sebagai objek yang terkena imbas langsung dari kebijakan pelaksanaan dan pembatalan Kurikulum 2013. Tidak hanya guru dan siswa, pemerintah daerah serta percetakan buku pun turut kebingungan, karena berbagai persiapan pelaksanaan Kurikulum 2013 yang telah siap kini menjadi sia-sia.

Makna Pendidikan
Dalam memahami definisi pendidikan kita mengenal dua istilah yang sangat populer yaitu paedagogi dan andragogi. Paedagogi dipandang sebagai seni atau pengetahuan untuk mengajar anak-anak. Sedangkan Andragogi yang dikenalkan Alexander Kapp seorang pendidik dari Jerman pada 1883 bermakna sebagai seni atau ilmu mengajar orang dewasa (Hidayat, 2013). Dari kedua jenis istilah di atas, ada kesamaan bahwa makna pendidikan tidak terlepas dari pengajaran dan belajar.

Pendidikan pada hakikatnya mendorong seorang manusia untuk belajar tentang berbagai hal. Manusia sejak lahir hingga mati, dituntut untuk mengalami proses belajar. Saat balita, agar seorang manusia bisa berjalan saja, dia harus belajar dari merangkak, kemudian berjalan tertatih, hingga berjalan sempurna. selanjutnya manusia belajar berbicara, belajar berkomunikasi, belajar mengenal kehidupan disekitarnya dan belajar-belajar lainnya. Intinya manusia tidak akan lepas dari belajar.

Dalam dunia pendidikan, agar manusia bisa belajar secara teratur maka dibuatlah sekolah disertai sistem pendidikannya. Sistem pendidikan yang baik menuntut terjadinya proses belajar yang interaktif antara manusia yang ingin belajar dengan manusia yang mengajar kemudian kita kenal sebagai siswa dan guru. Agar pelaksanaan pembelajaran teratur maka dibuatlah Kurikulum yang mengatur seluruh hal-hal yang harus ada dalam proses pembelajaran, baik itu mata pelajaran, lamanya waktu belajar, cara mengajar, hingga system penilaian pembelajaran .

Degan demikian kurikulum hanyalah alat bantu agar seorang manusia dapat belajar secara teratur dan kontinu. Jika kita kembali pada polemik kebijakan Kurikulum, sungguh kurikulum bukanlah satu-satunya hal substantive dari pendidikan.

Alangkah bijaknya jika pemerintah lebih menekankan kepada peningkatan kualitas pembelajaran. Guru dan siswa adalah pemeran utama dalam dunia pendidikan formal. Kurikulum sebagus apapun tidak akan berhasil jika guru tidak mampu mentransformasikannya pada pembelajaran di kelas.

Sejarah mencatat bahwa Kurikulum kita berubah-ubah mulai dari kurikulum 1947, kurikulum 1952, kurikulum 1968, kurikulum 1975, kuri kulum 1984, kurikulum 1994, KBK 2004, KTSP 2006, dan Kurikulum 2013. Dari situ kita dapat melihat bagaimana siswa “produk kurikulum” pada 5-10 tahun berikutnya. Untuk melihat hasil KBK kita lihat saja pada generasi pemuda saat ini yang mengenyam bangku pendidikan pada kisaran tahun 2004. Begitu juga dengan KTSP. Apakah hasilnya baik? Apakah benar genarasi pemuda saat ini sudah menjadi seorang pembelajar? Bagaimana dengan sikapnya?

Pemerintah sebagai pihak yang berwenang mengatur sistem pendidikan hendaknya mampu berpikir jernih dan reflektif atas jawaban pertanyaan di atas. Jangan sampai ada tendensi kepentingan maupun ego golongan. Kurikulum bukanlah sepeda motor yang bisa dimodifikasi semaunya sendiri karena korbannya adalah para siswa. Calon penerus pemerintah yang saat ini berjaya. Jangan sampai siswa yang sekarang menjadi penerus pemerintah yang bingung kelak, jadikanlah siswa saat ini menjadi manusia pembelajar agar kelak menjadi pemerintah yang pembelajar.

0 komentar:

Posting Komentar