sebuah blog dari saya untuk anda untuk kita dan untuk mereka

Another Widget

Minggu, 20 Desember 2015

On 23.35 by Unknown   No comments




Oleh : Irfan Fauzi

Cuaca Ibukota Jakarta sabtu kemarin, untungnya cukup tenang dan teduh. Tidak ada hujan angin maupun guntur serta kilat yang biasanya mengguyur dan menyambar  Jakarta di sore hari pada pekan-pekan sebelumnya. Alam seperti menyambut rencanaku untuk bertemu seorang tamu spesial dari Yogya. 

Dia adalah seorang gadis manis nan anggun yang tiap hari selalu melintas di benak dan pikiranku. Tak kenal waktu pagi, siang, hingga malam sebelum tidur selalu kusempatkan untuk memikirkan dan menyapanya meski via text message atau pesan suara.

Sebelumnya kami sudah sepakat untuk bertemu selepas shalat dzuhur atau menjelang ashar, karena aku pasti masih berkutat dengan urusan ‘ngurus anak’ di sekolah. Namun, gadis ini tetap aja ngeyel ingin segera menunggu di Stasiun Klender, dekat dengan kos seorang teman di Jakarta Timur. Akhirnya, dia harus rela menunggu lama. Kalau tidak salah dia sudah datang sejak jam 10an. Baru menjelang ashar kurang sedikit, aku sampai di sebuah masjid dekat Fly Over Pasar Klender yang kebetulan menjadi tempat yang aman bagi si gadis selama menungguku.
Tiba- tiba ada pesan masuk di WA.  ‘Tring’.

“Bang, kita shalat dulu ya, aku uda di dalem” . 

Aku membaca sambil senyum-senyum sendiri, karena tak sabar ingin melihat paras gadis yang sudah tiga bulan labih tak bersua. Segera saja aku ambil wudhu dan merapat di shaf depan dekat imam. Selepas dzikir sebentar, aku bergegas menuju pintu gerbang hingga tak lama kemudian barulah kulihat sosok gadis yang teduh pandanganya, manis senyumanya dan anggun langkahnya. Tak terhitung bahagianya aku saat itu, melihat sang pujaan hati menghadap di depan kedua mataku. Rasanya bagai mimpi, si gadis mengunjungiku hingga di kawasan Pasar Klender yang sesak dan bau. Diapun tampak bahagia melihatku (Semoga saja benar dugaanku), tampak dari wajahnya yang memerah serta senyumnya yang tak henti mengembang.

Aku selalu kehabisan ide untuk mengajak orang-orang spesial  pergi atau sekedar menikmati waktu di tempat-tempat yang representatif. Sama halnya seperti saat kami berdua kebingungan di atas motor sambil melihat-lihat ramaianya kawasan Klender-Pulogadung. Kalau sudah begini, jurus jitunya adalah cari rumah makan atau warung pecel lele yang harganya agak miring, lalu makanlah berdua disitu. Boleh agak lama, sambil numpang ngobrol dan bercanda ria. Yang penting, tidak sampai di usir sama penjaga warung saja.

Tidak banyak menu yang kami pesan, cukup ayam bakar, tahu, lalapan serta sambal. Kebiasaan si gadis kalau sudah makan, yaitu menambah porsi sambal, memberikan timun, dan kalau tidak habis nasi atau lauknya, akulah yang menghabiskan. Oh ya, satu lagi kalau ada kemangi pasti kuberikan padanya. 

Selepas makan, sambil menunggu makanan di olah di perut, sesekali aku curi pandang ke arahnya. Diperlakukan begitu, pasti dia bilang, “Ahh abang, ngapain si liat-liat, malu tau”. Dan kujawab hanya dengan tawa kecil sambil terkekeh girang.

Waktu sudah menjelang sore. Aku dan gadis kembali mengendarai motor bebekku menuju kos seorang teman di gang sempit dekat Terminal Rawamangun. Aku titipkan sedikit barang di temanku. Perjalanan kami lanjutkan menuju Mall Arion masih di sekitar Rawamangun. Kami tidak membeli apapun, bahkan untuk minum saja kami sudah membawa ecobottle masing-masing. Kami hanya lihat-lihat dan intinya mencari tempat ngobrol berdua yang nyaman dan adem. 

Kami sempat melihat-lihat isi Mall yang sesak oleh barang-barang bermerek khas kelas menengah ke atas seperti tas, sepatu, baju, dan pernak-pernik penghias fisik lainnya. Mulai dari basement parkir sampai lantai empat kami kunjungi, hanya sekedar melihat dan berjalan sambil bergandengan tangan. Sebenernya, momen yang indah adalah saat bisa berjalan berdua dengan si gadis, walaupun kecantikan gadis-gadis mall cukup menggoda untuk dipandang, namun hati dan pandanganku terpatri kuat sama gadis manis yang datang jauh-jauh dari jogja ini. 

Selama di Mall, kami berpindah-pindah tempat duduk. Mulai dari tangga depan pintu masuk, tangga depan atm, dan akhirnya bangku dekat pintu mall yang lebih nyaman dan tidak memalukan. Tak terasa, obrolan serta kangen-kangenan kami sudah begitu lama hinggu adzan magrib berkumandang dan menuntun kami untuk segera bersujud menyembah Sang Khaliq.

Perjalanan berikutnya adalah mencari tempat menginap yang aman dan etis. Pilihan jatuh di tempat seniorku di kawasan Apartemen Kalibata City. Untuk menuju kesana, kami berdua pergi terlebih dahulu ke satasiun manggarai. Motor dititipkan dan perjalanan dilanjutkan menggunakan commuter line, yang murah meriah serta nyaman. Hanya dengan 12 k sekali perjalanan serta cashback 10 k, jadi total biaya sekali perjalanan adalah 2k jauh dekat. Jujur saja, ini pertama kalinya bagi kami naik kereta bareng. Siapa yang menyangka, kami yang dua tahun lalu bertemu di Jogja, merencanakan untuk naik kereta bareng ternyata terlaksana di perjalanan dari Stasiun Manggarai menuju Duren Kalibata, Jakarta.

Sesampainya di dalam area Kalibata City, kami disambut oleh seniorku, sebut saja kanda dan yunda. Mereka tinggal di lantai 19 di salah satu tower Kalibata City. Yunda mengajak kami ngopi dulu di Mall yang terletak di basement Tower. Minuman yang disajikan semacam pepsi bersoda dicampur dengan krim putih, tapi tidak cocok dengan lidah kampungku ini. aku saja lupa nama minumanya. Menjelang pukul 22.00 WIB, kami berdua  berjalan disekitar taman dekat tower. Aku dan gadis serta kanda dan yunda. Kami menikmati malam disertai hiasan lampu taman dan lampu kamar para penghuni apartemen. 

“Baru aja ketemu berapa jam, masa mau ditinggal de, kan kasian cewekmu itu” kata yunda sambil setengah memaksa aku untuk ikut menginap di apartemennya. 

Rencana awal aku kembali pulang dan menginap di kos temanku di Rawamangun, namun berkat sedikit paksaan dari yunda dan permohohan si gadis akhirnya aku memutuskan untuk ikut menginap di apartemen ini. hatiku langsung luluh saat si gadis bilang “ aku butuh kamu bang, uda si tidur disini aja si”  sambil memasang ekspresi muka memelas manja. Akhirnya aku ambil motor dulu di Manggarai dan kembali ke Apartemen.

Pukul 23.00 aku sampai di lantai 19. Sayang, gadisku sudah tidur di kamar bersama yunda, mungkin dia lelah setelah seharian menunggu dan jalan denganku ke tempat yang tidak begitu menarik. Aku dan kanda sementara tidur di kamar tamu yang menyatu dengan ruang tv, sambil membincangkan proyek yang sedang dia usahakan dan kiprahnya selama di HMI, hingga aku terkantuk-kantuk. Sebenarnya obrolan cukup menarik, namun aku-nya saja yang terlalu lelah untuk berdiskusi.

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali kami berpamitan, tak lupa juga berterimakasih. Dan selanjutnya kuantar gadisku ke satasiun Duren Kalibata dan sepakat untuk bertemu kembali di Manggarai. Sedangkan aku meluncur langsung ke tempat teman dan mengambil barang yang sehari sebelumnya kami titipkan. Dari Manggarai kami berdua naik commuterline menuju St. Gambir. Tapi kami turun di St. Gondangdia, karena commuter line tidak berhenti di Gambir. Dari Gondangdia, cukup dengan naik bajaj, dengan harga 25 k. Kalau bisa nawar si usahakan sampai 15 k. Lumayan sisanya buat beli sarapan.

Menjelang perpisahan kami di pagi yang cerah itu, kami sempat breakfast bareng, seporsi chicken porridge yang tersedia di warung kaki lima dekat pintu masuk St. Gambir , menjadi santapan yang nikmat di pagi itu. Kereta Eksekutif Taksaka jurusan Jakarta-Jogja baru datang pukul 08.50 WIB, masih ada waktu sekitar satu jam setengah untuk kami habiskan ngobrol ria sambil kangen-kangenan. Namanya keasikan ngobrol dengan orang spesial, waktu pun terasa berjalan begitu cepat. Sedih rasanya saat harus melambaikan tangan ke arah gadisku dari ruang tunggu stasiun, tapi itulah keniscayaan sebuah hubungan. Selalu ada ujian, baik ujian perasaan, maupun ujian jarak. Walau sebentar, tetap saja menggoreskan kenangan di setiap tempat yang kita kunjungi. Terimakasih adindaku atas kunjungannya, semoga lekas berjumpa lagi dan semoga bisa segera bersatu. Salam Rindu dari Jati Asih.

Klender, 14/12/2015

0 komentar:

Posting Komentar