Rabu, 09 April 2014
On 20.20 by Unknown No comments
Irfan Fauzi
Aktivis HMI Cab. Yogyakarta
Menjelang sore hari,
jika kita tengok ke muka gerbang kampus di kota yogya tampak beberapa mahasiswa
berbondong-bondong berhamburan di jalanan dengan menenteng beberapa buku dan
map yang baru saja dipelajari saat jam perkuliahan. Ya mereka adalah mahasiswa
yang menjadi simbol dari kaum inteleketual generasi muda. Saat mendengar kata “
mahasiswa” maka yang terfikirkan adalah sekumpulan pemuda dewasa yang memiliki
intelektualitas tinggi serta menjadi harapan masyarakat dalam mewujukan
perubahan di suatu tatanan masyarakat. Untuk membincangkan mahasiswa maka tidak
etis rasanya jika kita tidak membincangkan tempat bernaungnya para mahasiswa,
yaitu perguruan tinggi.
Secara institusional,
mahasiswa merupakan salah satu subjek berjalannya suatu perguruan tinggi.
Perguruan tinggi tidak akan berdiri tanpa adanya mahasiswa. Secara akademis,
perguruan tinggi yang bagus dapat diukur melalui produktivitas civitas
akademika nya termasuk mahasiswa. Realita yang terjadi saat ini, tidak sedikit
perguruan tinggi yang semakin jauh dari ruh akademis nya. Kasus plagiat yang
menimpa sejumlah mahasiswa dalam penelitian karya ilmiahnya, hingga dosen yang
menjiplak karya orang lain merupakan suatu kebobrokan moral dalam dunia
akademis.
Ironis rasanya jika hal
tersebut masih terjadi di dunia kampus. merupakan degradasi yang signifikan dalam
dunia akademis yang notabene digawangi oleh dosen dan mahasiswa. Jose Ortega Y.
Gasset menyebutkan bahwa setidaknya ada 3 tugas yang harus diemban oleh
perguruan tinggi; pertama Transmisi
budaya, perguruan tinggi merupakan tempat berlangsungnya pembelajaran mahasiswa
yang berasal dari suku, ras, dan budaya yang beragam. Saat mereka bertemu dalam
satu kampus, niscaya pertukaran budaya akan terjadi melalui pergaulan sesama
mahasiswa maupun pergaulan dengan masyaraka lokal. Disinilah perwujudan dari
bhineka tunggal ika.
Kedua Pengajaran tentang profesi. Salah satu bagian dari
proses pendidikan yang dilakukan dalam perguruan tinggi yaitu pengajaran
tentang profesi dari lulusan yang teridiri dari program studi yang
berbeda-beda. Mahasiswa sebagai insan akademis harus mampu menjadi seorang
professional dalam bidang profesinya entah kedokteran, teknik, keguruan,
kebidanan, dan masih banyak lagi.
ketiga Penelitian ilmiah dan pelatihan untuk
menyiapkan para ilmuwan baru. penelitian merupakan kewajiban bagi suatu
perguruan tinggi demi mengembangkan keilmuan para civitas akademika nya. Di
dalam perguruan tinggi mahasiswa melakukan penelitian dalam bentuk karya tulis
ilmiah maupun skripsi, tesis dan disertasi.
Sejalan dengan itu,
PP No. 60 tahun 1999 menyebutkan mengenai Tujuan Pendidikan tinggi diantaranya:
(1) menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
akademik dan/atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau
kesenian, (2) mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu penggunaannya untuk
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
Untuk mewujudkan budaya akademik di perguruan
tinggi, Prof. Dr. AKh Minhaji menyebutkan bahwa budaya akademik bisa dimaknai
dengan dua cara. Pertama. Tradisi akademik adalah menyangkut input – process – output, dan semuanya
bertumpu pada makna paaedagogik yang sebenarnya, baik paedagogik tradisional,
paedagogik kritis, paedagogik transformative. Kedua tradisi akademik adalah
suatu aktivitas yang diabdikan untuk (1) usaha mengembangkan pengetahuan baru
secara terus menerus, (2) usaha mencari kebenaran yang dilakukan secara terus
menerus, dan (3) usaha menjaga khazanah pengetahuan yang telah ada dari
berbagai jenis pemalsuan.
Merujuk kepada pendapat di atas, maka sudah
sepatutnya budaya akademis kembali ditegakkan melalui program-program pejabat
kampus yang harus berorientasi kepada peningkatan akademik. Dengan diadakannya
lomba karya tulis ilmiah, seminar-seminar, penambahan koleksi buku perpustakaan
kampus, penelitian yang melibatkan mahasiswa, dan masih banyak lagi. Dengan
demikian pengembangan keilmuan di tingkatan perguruan tinggi semakin meningkat.
Disisi lain perguruan tinggi mampu menjadi pelopor keilmuan bagi masyarakat
sekitar pada khususnya dan bagi negara Indonesia secara umum.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar