sebuah blog dari saya untuk anda untuk kita dan untuk mereka

Another Widget

Senin, 24 Agustus 2015

On 02.11 by Unknown   No comments

Oleh : Irfan Fauzi

Indramayu adalah sebuah kabupaten yang terletak di bagian utara provinsi Jawa Barat. Sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani karena di daerah ini masih banyak lahan persawahan. Berdasarkan data Bappeda Indramayu tahun 2009, Indramayu memiliki luas sekitar 204.600 Ha, sebagian besar lahannya dipergunakan untuk sawah irigasi tepatnya 121.355 Ha, serta sawah tadah hujan seluas 12.420 ha. Tidak heran jika Indramayu terkenal sebagai lumbung padi di Provinsi Jawa Barat. Di daerah ini juga lah terletak Terminal Minyak Balongan yang menghasilkan yang sejak Tahun 1980 dioperasikan oleh Pertamina dengan produksi Minyak sebesar 125.000 barrel per tahun.

Kekayaan alam Indramayu di atas hingga kini belum banyak membawa kesejahteraan bagi masyarakatnya. Seperti di tempat kelahiran saya, Kecamatan Gabuswetan, dimana banyak masyarakat yang hidupnya yang hanya bergantung kepada pertanian. Minimnya pengetahuan akan pemanfaatan sumber daya alam membuat masyarakat hidup dalam kemiskinan. Terminal Minyak Balongan, yang sejak tahun 1994 hingga kini dioperasikan oleh PERTAMINA, kebanyakan merekrut tenaga kerja asal Indramayu pada sektor buruh kasar. Ini terjadi karena tingkat pendidikan masyarakat yang rendah, terlebih dalam hal pemanfaatan sumber daya alam.

Berdasarkan pengalaman saya, dari satu angkatan SD hanya 3-4 orang yang melanjutkan studi S1. Sisanya ada yang meneruskan hanya sampai SMA, bahkan hanya sampai SMP.  Di desa asal saya pun demikian, hanya 7-9 orang yang mengenyam bangku perkuliahan. Kebanyakan pemuda sejak dini sudah bekerja baik menjadi buruh tani, buruh bangunan di kota, hingga pengangguran. Untuk itu kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi masyarakat Indramayu masih rendah yang berakibat pada rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat.

Maka langkah yang saya tempuh sebagai usaha mewujudkan mimpi menyebarkan pendidikan di daerah asal bermula dari kuliah saya di prodi Pendidikan Fisika UIN Sunan Kalijaga. Selama melakukan perkuliahan S1 di kampus, saya turut aktif dalam berbagai kegiatan pendidikan non formal, khususnya di HMI. Sejak tahun 2011 saya sudah menjadi anggota HMI. Saya belajar untuk mengurus dan mengembangkan HMI di Fakultas Saintek UIN. Berbagai kegiatan perkaderan saya lakukan, juga kegiatan sosial seperti bakti sosial di Panti Asuhan, mengadakan program pengajaran anak-anak panti asuhan, hingga penggalangan dana korban bencana. Saat Tahun 2014 saya menjadi pengurus Badan Pengelola Latihan (BPL) HMI Cab. Yogyakarta. Tugas saya disini adalah mengkader para calon anggota hingga yang sudah menjadi anggota melalui training formal dan informal. Melalui perkaderan ini, saya belajar untuk mendidik para mahasiswa dengan background keilmuan yang berbeda. Disamping itu kegiatan Program Latihan Profesi (PLP) berupa pengajaran fisika untuk siswa SLTA kelas X,XII, dan XII juga dilakukan untuk mengasah kemampuan mendidik yang kelak akan saya gunakan.

Pada tahun 2010, saat Gunung Merapi meletus dan meluluhlantakkan tempat tinggal masyarakat sekitar, saya turut menjadi relawan melalui organisasi alumni Pesantren Persis yang bekerja sama dengan Pusat Zakat Umat (PZU) serta PP Persis. Kegiatan kami saat itu tidak hanya menyalurkan bantuan-bantuan yang datang dari PZU serta PP Persis, kami juga turut menghibur anak-anak korban Merapi, membagikan daging kurban saat idul adha, pengawasan pembuatan shelter Merapi, hingga berniat menyekolahkan beberapa anak korban Merapi di Pesantren Persis yang ada di Jawa Barat meskipun akhirnya gagal karena masalah perizinan orang tua.

Kemudian pada tahun 2013, saat menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Kumendaman, Mantrijeron, Yogyakarta saya dan teman-teman KKN belajar untuk berbaur dan mendekatkan diri dengan masyarakat kota yang cenderung individualistis. Namun setelah proses adaptasi secara terus menerus, masyarakat setempat bisa menerima kehadiran kami hingga melibatkan kami dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, seperti pendataan penduduk, kegiatan desa, pembuatan peta rumah, pembuatan apotek hidup, hingga pendirian organisasi remaja masjid setempat, yang pembentukannya hingga pengawasan 2-3 bulan setelahnya juga diakomodir oleh kami.

Mungkin sumbangsih nonmateri di atas yang saya berikan kepada Indonesia tidak terlalu berdampak secara luas. Tetapi saya percaya bahwa peran yang besar bermula dari langkah-langkah kecil seperti yang saya lakukan dalam mengkader anggota HMI, pengabdian KKN, keterlibatan dalam relawan Merapi serta langkah-langhkan lainnya.

Namun saya memiliki proyeksi ke depan dan menjadi tantangan utama bagi saya yaitu masalah kesadaran pendidikan masyarakat di Indramayu khususnya Kecamatan Gabuswetan. Saya berencana tidak hanya menjadi seorang guru fisika saja, saya ingin bisa berperan melalui komunitas/organisasi yang peduli akan pendidikan di Indramayu. Selanjutnya, pedirian sebuah lembaga pendidikan yang dapat diakses oleh berbagai elemen masyarakat Indramayu juga menjadi cita-cita ke depan. Harapannya dengan studi saya di S2 di Program Pengembangan Kurikulum saya bisa mewujudkan itu semua secara perlahan.





On 02.07 by Unknown   2 comments
Oleh Irfan Fauzi
Mudik tahun 2015 ini terasa berbeda bagi saya. Perbedaan mudik tahun ini dengan tahun sebelumnya yaitu mengenai status saya yang sudah bukan mahasiswa lagi, dimana saya melakoni prosesi wisuda pada akhir Maret 2015. Saat berkumpul dengan keluarga besar di Garut, seluruh keluarga bercerita tentang kehidupannya di perantauan baik yang di Pulau Jawa maupun luar Jawa. Tentunya cerita kesuksesan yang ingin kami dengar bersama, meskipun terkadang cerita kurang beruntung baik dalam hal pekerjaan maupun studi selalu ada. Lantas timbul dalam benak saya, sebenarnya kesuksesan apa yang telah saya raih saat ini?

Sukses menurut perspektif kebanyakan orang tidak jauh dari kesuksesan materi. Pemudik saat pulang kampung membawa mobil bersama keluarga, membagi uang lebaran kepada sanak saudara, punya rumah di kota, berarti mereka sukses. Itu kata kebanyakan orang. Tetapi bagi saya, terlalu sempit jika mendefinisikan sukses dalam perspektif materi.

Diluar sana banyak orang sukses yang secara materi “pas-pasan” namun kehadirannya dibutuhkan banyak orang, karena kebergunaannya sebagai individu dalam suatu entitas/ masyarakat. Orang yang demikian tentu akan merasakan bahagia ketika dirinya bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya. Apakah setiap kesuksesan materi akan berdampak kepada kebahagiaan kita? Jika bahagia, mestinya para pengusaha dan pejabat yang secara materi sudah mapan tidak akan melakukan KKN demi mendapatkan harta yang lebih banyak. Saya lebih sepakat jika sukses didefinisikan sebagai capaian-capaian yang telah kita lampaui dan setiap lompatan tersebut memiliki kebermanfaatan bagi masyarakat atau entitas di sekitar kita.

Saya menjalani SD di Indramayu, selepas SD saya merantau ke Garut untuk menempuh studi MTs dan MA saya di Pesantren Persis Tarogong. Selama menempuh studi di Mts dan MA, dari segi prestasi saya termasuk siswa yang berprestasi, dengan ranking yang tidak jauh-jauh dari lima besar. Namun saya termasuk siswa yang  “kuuleun” atau lebih tepatnya sulit bergaul dan pemalu. Untuk presentasi di kelas saja masih grogi. Terlebih saat di asrama dulu, selepas shalat Isya selalu ada latihan ceramah yang diadakan di ruang utama masjid pondok. Meskipun sudah sering ceramah di depan para santri tetap saja penyampaian materi terlalu kaku dan tekstual. Itu terjadi karena saya masih belum percaya diri.

Perubahan terjadi dimulai saat akhir kelulusan MA pada tahun 2010, dimana saya menjalani masa pengabdian desa di Garut bagian Utara. Disana saya mulai belajar berbaur dengan masyarakat setempat. Mengajar TPA dan anak-anak SD, mengikuti rapat desa, hingga mengajarkan bela diri dasar kepada anak-anak desa setempat. Dari situ saya mulai berani untuk belajar berbaur dengan masyarakat.

Saat menjalani kuliah di UIN Sunan Kalijaga, saya tidak hanya menjalankan rutinitas perkuliahan, saya juga mengikuti beberapa organisasi baik intra maupun ekstra. Di organisasi intra saya mulai berproses di UKM Olahraga, mulai dari anggota hingga diamanahi sebagai Ketua Divisi Tenis Meja. Disamping itu di BEM Jurusan, saya juga terlibat dalam beberapa kegiatan seperti seminar hingga kunjungan prodi.

Keaktifan saya di organisasi ekstra juga menjadi pemicu untuk tetap percaya diri kala berbicara di depan publik. Di organisasi alumni pesantren, saya menjadi tim pengenalan kampus Yogya di pesantren-pesantren  Persis yang ada di Jakarta, Bandung, hingga Ciamis. Saya juga aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Saya berproses mulai dari tingkat Komisariat hingga tingkat Cabang. Di komisariat diamanahi sebagai sekretaris umum, sedangkan di cabang saya berproses di Tim Perkaderan/pengelola latihan. Sehingga tidak jarang saya juga mengelola training-training baik formal maupun informal di tiap sturktur kepemimpinan HMI baik komisariat maupun cabang. Terakhir, sebelum saya lulus saya sempat menjadi pemandu Latihan Kader II Nasional HMI dimana pesertanya berasal dari kampus-kampus dari berbagai daerah di Indonesia.


Demikianlah lompatan yang saya lalui, mulai dari yang pemalu dan selalu grogi saat berbicara di depan umum, sulit untuk berbaur dengan masyarkat, hingga kini bisa menjadi pemandu/pengelola training perkaderan. Keberanian ini juga sangat membantu saya dalam menyelesaikan studi di Pendidikan Fisika UIN Sunan Kallijaga. Kegiatan perkuliahan yang melibatkan kalayak umum seperti KKN, dimana saya menjadi ketua tim, kemudian Program Pelatihan Profesi (PLP) di Madrasah Aliyah hingga penyusunan Skripsi tentang Implementasi Kurikulum 2013 di enam SMA Negeri Kabupaten Bantul dapat saya lalui dengan lancar dan nilai yang memuaskan. Keberanian untuk berbicara di depan forum serta kemampuan bersosialisasi dengan masyarakat bagi saya adalah sebuah kesuksesan. Tentunya apa yang saya capai akan menjadi sempurna ketika memiliki sisi kebermanfaatan bagi orang lain. Dan insyaallah apa-apa yang telah saya capai memiliki sisi kebermanfaatan.
On 02.03 by Unknown   1 comment

Pendidikan fisika merupakan salah satu jurusan yang menggabungkan antara dua bidang disiplin ilmu yaitu Natural Science (Ilmu Alam) dan Social Science (Ilmu Sosial). Ilmu Alam yang dikaji pada jurusan ini adalah Fisika dan Ilmu Sosial yang dikaji adalah Ilmu Pendidikan. Untuk itu dalam jurusan ini kami berproses melalui pola pikir sains dan pola pikir sosial.

Dua pola berpikir ini yang akhirnya mendorong saya agar berpikir secara interpretatif dalam memecahkan masalah fisika dan masalah-masalah pendidikan. Namun seiring berjalannya waktu ketertarikan saya terhadap dunia pendidikan semakin tinggi, hingga pada proses penyusunan skripsi pun saya memfokuskan penelitian di bidang pendidikan dengan judul : “ Studi Deskripsi Implementasi Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran Fisika di SMA Negeri Wilayah Kabupaten Bantul “.
Saat penelitian ini dilakukan, sering terdengar kontroversi mengenai pihak yang pro dan kontra terhadap implementasi Kurikulum 2013 di sekolah. Hal ini diakibatkan minimnya data yang menjelaskan kesiapan sekolah-sekolah dalam melaksanakan Kurikulum 2013 secara ideal. Untuk itu penelitian saya hadir sebagai sebuah solusi bagi dinas pendidikan Kabupaten Bantul serta enam SMAN di Bantul yang ingin mengetahui bagaimana kesiapan serta pelaksanaan Kurikulum 2013 selama satu semester sebelumnya. Hasil dari penelitian saya menunjukkan bahwa enam SMAN yang dijadikan pilot project implementasi Kurikulum 2013 di Kabupaten Bantul sebagian besar dinyatakan siap dan melaksanakan Kurikulum 2013 dengan baik, meskipun terdapat beberapa kendala teknis seperti kendala instrumen penilaian, sarana prasarana, serta kendala penerapan sikap spiritual dan sikap sosial selama pembelajaran.

Namun, keberlanjutan implementasi Kurikulum 2013 setelah di ujicobakan harus tertunda karena beberapa pertimbangan saat pergantian pemerintahan baru era Joko Widodo dengan keputusan yang langsung diputuskan oleh Kemdikbud Anis Baswedan. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia hingga kini masih mencari pola dan bentuk kurikulum yang sesuai dengan tuntutan zaman serta sesuai dengan nilai-nilai filosofis bangsa.

Kebutuhan akan rancang bangun kurikulum yang tepat untuk seluruh elemen pendidikan baik tingkat dasar, menengah, dan atas sangat penting adanya. Untuk itu saya termotivasi dalam mempelajari kurikulum lebih dalam di program studi Magister Pengembangan Kurikulum Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Dengan latar belakang ilmu pendidikan yang dipadukan dengan ilmu sains, maka pengembangan kurikulum adalah pilihan yang sesuai dengan basic dan cita-cita saya untuk menjadi seorang pendidik.

Dalam program ini, di desain pembelajaran selama 2 tahun dengan kredit semester sebanyak 53 sks yang dibagi dalam 4 semester. Semester I terdapat 12 sks dengan mata kuliah yang terdiri dari Kebijakan Pengembangan Kurikulum, KBK, Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal, dan Model-Model Pengembangan Kurikulum. Sedangkan semester II terdiri dari 6 sks, dengan mata kuliah keahlian Filsafat Ilmu dan Landasan Pedagogik. Adapun untuk Semester III terdiri dari 10 sks, dengan mata kuliah Kurikulum Pendidikan Tingi, Menengah, Dasar, Guru, Kurikulum Pelatihan, Sistem Informasi Pendidikan, Instruksional Design, Landasan dan Konsep teknologi Pendidikan, serta Pembelajaran Melalui media. Sedangkan Semester IV terdapat 6 sks untuk penyusunan tesis.

Dengan perencanaan penyelesaian kuliah selama dua tahun sesuai dengan kurikulum dari program magister pengembangan kurikulum, saya bisa mewujudkan kontribusi dalam hal pemerataan pendidikan di daerah asal saya, Indramayu. Untuk langkah awal pasca studi, saya akan bergabung dengan lembaga/institusi pendidikan sebagai dosen maupun peneliti. Selanjutnya, pengumpulan dana yang diambil dari para donatur-donatur pendidikan baik dalam maupun luar negeri untuk mewujudkan impian pendirian yayasan pendidikan yang dapat diakses dengan mudah dan murah serta kurikulum yang integratif antara keilmuan sains, sosial, maupun nilai keagamaan bagi masyarakat Indramayu. Tidak menutup kemungkinan, bahwa apa yang saya citakan terhadap pendidikan tidak hanya berhenti di Indramayu, melainkan juga meluas ke daerah lainnya.




On 01.59 by Unknown   No comments

Setelah mengikuti seleksi administratif, serta harap-harap cemas menunggu kabar dari pihak LPDP, akhirnya pada tanggal 6 Agustus 2015, kurang lebih dua minggu setelah penutupan pendaftaran beasiswa, saya mendapat kabar baik dari pihak LPDP. Kabar baik itu dikirimkan langsung ke Handphone dan email yang menyatakan bahwa saya lolos seleksi administratif. Alhamdulillah, senangnya bukan main setelah cemas menunggu pengumuman selama dua minggu, akhirnya doa saya terjawab.

Rasa senang yang saya rasakan harus segera disudahi, karena berikutnya saya harus mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan untuk seleksi substansi yang terdiri dari Wawancara, LGD, dan On The Spot Writing Essay. Saat itu, untuk region Yogyakarta pengumuman waktu tes yang diumumkan melalui email diadakan pada tanggal 19-21 Agustus di Gedung Keuangan Negara Yogyakarta. Tapi bukan berarti kita harus mengikuti tes selama tiga hari, bisa saja jadwal yang kita dapatkan hanya satu atau dua hari tes. Karena itu jadwal kita tes akan di umumkan mendekati waktu seleksi substansi diadakan. Kalau saya, diberitahukan H-1 sebelum tes berlangsung dan waktu tes yang saya ikuti hanya satu hari saja, mulai dari pagi sampe sore hari.

Sebelum kita mengikuti seleksi substansi sesuai dengan jadwal yang ditentukan, kita wajib menyiapkan berkas administrasi yang harus dibawa saat verifikasi data oleh Tim LPDP. Adapun berkas tersebut tidak jauh berbeda dengan yang dibutuhkan saat seleksi administrasi yaitu :

1.      Print Out Formulir Pendaftaran
2.      Scan Ijazah Sarjana (S1)
3.      Transkrip Nilai Sarjana (S1)
4.      Sertifikat Bahasa Asing
5.      Surat Pernyataan
6.      Surat Ijin belajar sesuai format LPDP (bagi yang sedang bekerja)
7.      Surat Rekomendasi sesuai format LPDP
8.      LoA Unconditional/ Conditional (jika ada)
9.      Kartu Tanda Penduduk (KTP)
10.  Surat Berbadan Sehat dan Bebas Narkoba
11.  SKCK
12.  Rencana Studi

Semua berkas di atas wajib dibawa saat verifikasi data, kecuali yang sifatnya opsional seperti surat ijin belajar dan LoA. Oh ya jangan lupa kita harus mencetak kartu pendaftaran yang ada di akun LPDP kita, saat dinyatakan lulus. Kartu ini juga wajib dibawa saat mengikuti serangkaian seleksi substantif.

Pada seleksi substantif periode Agustus 2015 ini, terdapat sedikit perbedaan dengan seleksi periode sebelum-sebelumnya. Pada periode ini ada penambahan materi seleksi yaitu menulis essay di tempat dengan waktu yang terbatas. Disamping itu, urutan seleksi pun tidak berurutan. Kita diwajibkan mengikuti jadwal yang sudah dikirimkan ke email saja.

Dalam seleksi substantif periode ini, seleksi wawancara sifatnya dinamis, jika ada peserta yang tidak hadir maka jadwal bisa diajukan. Namun jika wawancara satu peserta memakan waktu lebih lama, jadwal bisa juga mundur. Oleh karena itu setidaknya satu jam sebelum atau setelah jadwal wawancara yang ditetapkan, kita harus stand by dan sabar menunggu.

Sedangkan untuk jadwal essay dan LGD, sifatnya tetap sesuai dengan jadwal. Karena seleksi ini dilakukan secara berkelompok, jika ada satu orang yang tidak hadir maka seleksi tetap dilakukan sesuai dengan jadwalnya. Disamping itu, jadwal essay dan LGD tidak selalu dilakukan setelah wawancara, bisa juga jadwal yang kita dapatkan yaitu sebelum verifikasi dan wawancara. Sedangkan wawancara hanya bisa dilakukan setelah kita melakukan verifikasi data. Sebagai contoh, saya mendapatkan jadwal verifikasi pukul 14.00-15.00 WIB dan jadwal wawancara pukul 16.40-17.20 WIB. Tapi, jadwal essay saya ada pada pukul 10.30-11.00 WIB dan LGD pukul 11.10-12.00 WIB. oleh karena itu, untuk jadwal Essay dan LGD kita harus on time sesuai dengan jadwalnya, sedangkan untuk jadwal verifikasi data dan Wawancara kita harus in time, bisa lebih cepat bisa juga lebih lambat.

On The Spot Writing Essay

Dalam seleksi tahap ini, sebelumnya kita sudah mendapatkan kode seperti 10A, 10 B, 13 A, 13 B, atau lainnya yang digunakan untuk pengelompokkan selama menulis essay dan LGD. Selanjutnya, tes dilakukan disebuah ruangan tertutup seperti ruang kuliah yang berisikan sekitar 20 kursi untuk 20 peserta. Sayangnya setiap kursi, tidak disediakan alas/meja untuk menulis maka wajib hukumnya bagi kita untuk membawa alas/papan dada agar lebih nyaman selama menulis essay. Jangan lupa juga membawa alat tulis seperti pulpen dan tip-X. Dalam tes ini, waktu yang disediakan hanya 30 menit yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin.

Kita hanya diberi dua lembar kertas. Kertas pertama berisikan aturan serta hal-hal yang dinilai dalam penulisan essay dan pilihan tema essay. Saat itu, pilihan temanya tentang Revolusi Mental dan Bonus demografi usia produktif. Oh ya, setiap grup tes belum tentu mendapatkan tema yang sama, karena ada banyak sekali jenis tema yang disediakan sesuai dengan abjad kode soal. Jadi tetap persiapkan segala tema yang akan keluar ya. Untuk kertas kedua, yaitu kertas lembar jawaban yang akan diperguankan untuk menuliskan essay. Jangan lupa isi data diri dan nomor peserta dan mulailah menulis essay dalam rentang waktu 30 menit. Saran saya, lima menit pertama buat terlebih dahulu kerangka tulisan (tidak harus digambar, cukup di pikirkan saja) kemudian barulah kita menulis dengan alur yang berkesinambungan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

Leaderless Group Discussion (LGD)

Jelang 10 Menit setelah menulis essay, kita langsung disuguhi dengan seleksi Leaderless Grup Discussion (LGD). Kita akan dikumpulkan sesuai dengan kelompok kode yang telah ditetapkan. Satu kelompok beranggotakan 7-8 peserta. Dalam proses LGD ini, kita ditempatkan dalam sebuah ruangan dan membentuk setengah lingkaran. Ada dua psikolog yang akan menilai proses LGD. Tema yang diberikan juga berbeda-beda tiap kelompoknya, biasanya tentang isu-isu yang sedang booming. Kala itu, saya mendapatkan tema tentang kontroversi Go-Jek di Jakarta. Kita hanya dibolehkan membawa tagline (yang tercetak di kartu pendaftaran) serta pulpen untuk mencatat. Selanjutnya, kita diberikan sebuah artikel yang berisikan tema yang akan didiskusikan. Waktu yang diberikan untuk diskusi sangat singkat, sekitar 35-40 menit.

Setelah semua peserta mendapatkan artikel, psikolog tadi memberikan forum sepenuhnya pada kita selama 35-40 menit ke depan.  Tidak ada pemimpin dalam forum tersebut, sesuai dengan judulnya “leaderless”, jadi kita bisa berargumen secara proporsional. Namun sebaiknya, tetap harus ada relawan yang memulai dan menjadi notulen agar diskusi berjalan lancar.

Saat itu kebetulan salah satu peserta, memohon izin untuk membuka dan memimpin forum. Selama berdiskusi, kita harus pintar-pintar membagi waktu, karena setiap peserta hanya punya sekitar 4-5 menit saja untuk menyampaikan pendapat. Baiknya, selama menyampaikan pendapat dengan sistematis dan tidak terlalu lantang, karena bukan debat. Usahakan juga untuk tetap menghargai pendapat orang lain dan jangan memotongnya. Karena semua prilaku kita selama berdiskusi akan dinilai oleh psikolog. Disamping itu, teman-teman satu kelompok LGD juga individu yang potensial. Seperti teman-teman saya kemarin, Amrina Mustaqim, Eka Suryana Saputra, Muhammad Ridwan Saad, Muhammad Hassan Syamsudin, Utin Elsya Puspita, Yuliati, Yusi Nurcahya Dewi. Semoga kita lulus semua ya kawan, he. Dua menit sebelum waktu habis, psikolog akan mengingatkan kita, dan eloknya dua menit terakhir itu digunakan oleh notulen untuk menyampaikan kesimpulan diskusi.

Verifikasi dan Wawancara

Pada tahap verifikasi ini kita cukup dengan menyerahkan seluruh berkas administrasi sebagaimana persyaratan yang dilampirkan pada pengumuman kelulusan seleksi administratif. Proses penyerahan berkaspun cukup sederhana tinggal mengikuti antrian sesuai dengan kelompok wawancara yang sudah tertera di lampiran jadwal seleksi substantif. Namun seperti yang saya bilang sebelumnya, bahwa verifikasi dan wawancara bisa berlangsung lebih cepat, jadi lebih baik satu jam sebelum jadwal kita sudah siap di ruang verifikasi. Setelah dicap dan dinyatakan “verified” oleh panitia, maka kita sudah bisa mengikuti seleksi wawancara.

Dalam tahap wawancara, kebetulan saya mendapatkan urutan terakhir cukup mundur dari jadwal yang ditentukan. Saya baru masuk ruang wawancara pukul 17.15 WIB, seharusnya pukul 16.40 WIB saya sudah masuk ruangan. Ya bagaimanapun kita harus sabar menunggu dalam tahap seleksi wawancara ini. selama menunggu di luar, seperti peserta lainnya saya merasa sangat gugup,cemas, nervous, tidak PD dan sejenisnya. Untuk meredakan rasa itu semua, cukup dengan ngobrol bareng peserta lainnya. Setidaknya kita jadi lupa dengan perasaan gugup ataupun nervous. Hingga akhirnya saat sudah tidak ada peserta lagi yang tersisa, barulah nama saya dipanggil panitia dan langsung masuk ke dalam ruangan. Setelah masuk ruangan wawancara, saya menuju ke meja 7, sesuai dengan kelompok wawancara dan anehnya saya tidak lagi merasa cemas, malah saya semakin PD saat berhadapan dengan interviewer.

Saya langsung disambut hangat oleh ketiga interviewer, yang masing-masing terdiri dari dua orang akademis dan seorang psikolog. Saya diberikan kesempatan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Selepas itu barulah saya ditanya mengenai banyak hal.

Mulai dari background pendidikan S1, skripsi yang saya kerjakan saat s1 dan manfaatnya, proyeksi tema/gagasan tentang tesis saat studi S2 kelak, dan tentunya pertanyaan seputar bidang keilmuan kita. Saat itu kebetulan saya sudah memperkenalkan diri sebagai alumnus pendidikan fisika namun fokus dalam kajian kurikulum 2013 sesuai dengan skripsi, akhirnya pertanyaan pun berkutat tentang Kurikulum 2013 serta kebijakan-kebijakan pendidikan lainnya.

Pertanyaan lainnya mengenai cita-cita atau apa yang akan kita lakukan setelah selesai studi S2, mungkin teman-teman banyak yang menjawab akan mengajar di kampus sebagai dosen, tapi sebaiknya juga ditambahkan dengan peran apa yang bisa kita berikan bagi masyarakat dan negara setelah kita lulus S2 nanti. Itu adalah salah satu poin penting dari visi misi LPDP. Usahakan kita punya rencana atau gagasan yang futuristik dan berimbas terahadap masyarakat luas.

Disamping itu pertanyaan mengenai keaktifan di organisasi serta tentang karakter diri pun sering dilontarkan oleh bapak/ibu psikolog. Saat itu pertanyaan yang dikeluarkan bermula dari essay “sukses terbesar dalam hidup” dan “kontribusiku terhadap Indonesia” yang saya tulis. Pertanyaan lainnya mengenai kelebihan dan kelemahan kita, hambatan dalam belajar, faktor yang memotivasi saat belajar, bagaimana kita bisa bangkit dari keterpurukan, dan terkadang juga pertanyaan tentang keluarga kita. Wawancara pun berlangsung cukup singkat, mungkin hanya 20 menit saja. Memang menurut beberapa teman, durasi waktu wawancara berbeda-beda ada yang sebentar ada yang lama tergantung kepuasan si interviewer.

Alhamdulillah saya bisa menjawab seluruh pertanyaan yang disampaikan, dengan lancar dan terkadang menggebu-gebu, karena yang saya rasakan seperti mengikuti sidang skripsi. hehe, . Akhirnya saya hanya bisa berharap saja semoga interviewer sudah puas dengan jawaban dan gagasan saya. Dan tentunya saya berharap bisa lolos beasiswa ini. Mohon doanya juga ya kawan.
On 01.44 by Unknown   No comments

Oleh Irfan Fauzi
Selamat Pagi. Akhirnya setelah melewati berbagai proses dan tahap seleksi beasiswa LPDP periode Agustus 2015, saya pun bisa rehat sejenak serta berharap dan berdoa agar lulus beasiswa ini. Tapi sebelumnya saya ingin berbagi pengalaman mengenai tektek-bengek persyaratan beasiswa LPDP yang saya lewati beberapa minggu ini. ada beberapa seleksi yang harus kita lalui untuk mendapatkan beasiswa LPDP ini, baik beasiswa afirmasi, president scholarship atau beasiswa pendidikan Indonesia (BPI) yang baru-baru ini saya ikuti. Dua tahapan seleksi yang utama yaitu seleksi administratif serta seleksi substansi. Selanjutnya akan saya jelaskan lebih rinci di bawah ini. lets check it out.

SELEKSI ADMINISTRATIF

Pertama, seleksi administratif. Dalam seleksi ini, sesuai dengan namanya, maka yang didiujui adalah kepantasan kita secara administrasi agar sesuai dan cocok dengan persyaratan yang diajukan LPDP. Menurut saya ada dua syarat pokok yang wajib kita penuhi terlebih dahulu, yaitu Lulus S1 dengan IPK min. 3,00 serta kemampuan bahasa asing yang ditunjukkan dengan sertifikat. Untuk magister dalam negeri dibutuhkan sertifikat seperti TOEFL ITP min 500/TOEFL IBT 61/IELTS 6.0 atau TOEIC 600.  Sedangkan untuk magister di luar negeri, TOEFL ITP 550/TOEFL IBT 79/IELTS 6.5 atau TOEIC 750. Setelah dua syarat pokok sudah terpenuhi baru kita bisa percaya diri mengajukan beasiswa LPDP. Adapun untuk essay dan syarat administrasi lainnya, insyaallah bisa dipersiapkan menyusul, tapi tetap jangan terlalu mendadak juga mempersiapkannya.

Persyaratan administrasi selengkapnya bisa dilihat di website LPDP, tapi secara umum untuk persyaratan beasiswa BPI S2 sebagai berikut :

1.      Scan Ijazah Sarjana (S1)
2.      Transkrip Nilai Sarjana (S1)
3.      Sertifikat Bahasa Asing
4.      Surat Pernyataan
5.      Surat Ijin belajar sesuai format LPDP (bagi yang sedang bekerja)
6.      Surat Rekomendasi dari tokoh masyarakat atau akademisi sesuai format LPDP
7.      LoA Unconditional/ Conditional (jika ada)
8.      Kartu Tanda Penduduk (KTP)
9.      Surat Berbadan Sehat dan Bebas Narkoba
10.  SKCK
11.  Essay tentang “Kontribusiku Terhadap Indonesia”
12.  Essay tentang “Sukses Terbesar dalam Hidupku”
13.  Rencana Studi

Semua persyaratan di atas wajib dipenuhi dan harus ada, kecuali untuk surat ijin belajar yang memang dikhususkan untuk teman-teman yang sudah bekerja. Begitu  juga dengan LoA, tidak semuanya harus ada. Meskipun kita belum diterima di kampus tujuan S2 kita tetap bisa mengikuti beasiswa ini. Sebagai gantinya sertifikat bahasa asing harus kita sediakan, seperti yang telah saya sebutkan di atas.

Untuk format surat pernyataan, surat ijin belajar, serta surat rekomendasi bisa kita lihat di booklet lpdp (.pdf file) yang dapat diunduh di situs LPDP. Sedangkan persyaratan administrasi lainnya silahkan dipersiapkan jauh-jauh hari, paling tidak satu bulan sebelum deadline pendaftaran online. seperti penulisan essay "Sukses Terbesar Dalam Hidup" dan " Kontribusiku Terhadap Indonesia", setidaknya persiapkan lebih awal, karena menulis itu butuh berpikir. Bagi teman-teman yang bingung membuat essay, mungkin bisa melihat contoh essay yang saya buat di postingan blog ini.

Untuk surat keterangan sehat, dari pihak LPDP meminta kita untuk membuatnya dari rumah sakit pemerintah, tapi saat saya kemarin mendaftar menggunakan surat keterangan sehat dari puskesmas juga masih diterima. Untuk pelamar magister luar negeri wajib dilengkapi surat bebas TBC dari rumah sakit pemerintah.

Langkah pertama dalam mengikuti seleksi administratif beasiswa BPI LPDP adalah membuat akun di website LPDP secara online. Kemudian kita tinggal mengikuti saja perintah sistem, mengisi formulir pendaftaran yang terdiri dari biodata diri, pengalaman organisasi, pekerjaan, jurnal dan karya ilmiah, pilihan universitas yang kita tuju hingga mengupload file-file yang saya tulis di atas dalam bentuk pdf (ingat semua format harus bentuk .pdf). Pastikan semua hal yang diminta website sudah terpenuhi kecuali yang sifatnya opsional. Jika semua persyaratan sudah kita penuhi, selanjutnya tawakkal dan berdoa.

Kamis, 06 Agustus 2015

On 01.09 by Unknown   2 comments

Oleh Irfan Fauzi

Bantul, salah satu kabupaten dari Provinsi DIY ini ternyata memiliki begitu banyak destinasi wisata alam yang tak kalah dengan tetangganya, Gunung Kidul. Di bantul kita dapat temukan pesona pantai selatan Parangtritis, sebuah pantai eksotis beserta kemistisannya. Pantai ini juga yang menjadi titik akhir dari penarikan garis lurus yang diambil dari Gunung Merapi di Utara Yogya, Kraton dan Malioboro, hingga Pantai Parangtritis di Selatan Yogya. Tidak hanya Parangtritis, di Bantul juga kini mulai populer pantai-pantai lainnya seperti Pantai Depok, Pantai Baru, Pantai Goa Cemara, serta pantai lainnya yang membujur di selatan Kabupaten Bantul. Selain wisata pantai, Bantul juga memiliki destinasi wisata alam lainnya seperti Kebun Buah Mangunan, Makam Raja di Imogiri, Hutan Pinus, hingga Grojokan Lepo yang kami kunjungi baru-baru ini.

Awal saya mengetahui Grojokan Lepo bermula saat membaca sebuah artikel wisata yang mengulas akan keindahan serta kealamian dari Grojokan Lepo. Akhirnya pada Minggu pagi (2/8) kemarin, saya beserta seorang gadis cantik berkunjung ke tempat ini. kami berangkat tidak terlalu pagi, sekitar pukul 08.30 WIB. Untuk menuju Grojokan Lepo, dapat ditempuh dengan waktu sekitar 1,5 jam menggunakan sepeda motor dari kota Yogya. Grojokan Lepo terletak di Dusun Pokoh, Desa Dlingo, Kec. Dlingo Bantul. Rute yang kita tempuh melalui jalur Giwangan – Imogiri Timur – Pertigaan Hutan Pinus ambil Kanan arah Kebun Buah Mangunan – Pertigaan Kebun Buah Mangunan ambil Lurus arah Dlingo – Desa Dlingo – lurus sampai ketemu Plang Curug Lepo ambil kanan menuju Curug Lepo.

Berpose di Grojokan pertama


Pukul 09.45 WIB saat kami mendekati area wisata Grojokan Lepo, jalan yang dilalui hanya coran semen yang dibagi dua jalur, sisanya tanah dan bebatuan. Bagi kendaraan roda dua harus hati-hati saat melalui jalur turunan ini. Sebelum masuk area wisata, kita diharuskan memarkir kendaraan di tempat parkir depan rumah warga, dengan tarif hanya 2K. Sisanya hanya jalan kaki sekitar 50 meter untuk kemudian turun menuju Grojokan Lepo. 

Memasuki area wisata, serumpun pohon bambu yang menjulang tinggi, serta pohon-pohon lainnya meneduhi jalan setapak yang kami lewati. Saung-saung yang terbuat dari bambu pun memenuhi samping area jalan setapak yang didalamnya menjajakan berbagai makanan dan minuman bagi para wisatawan. Kebetulan saat kami berkunjung, ada acara reunian di aula yang berada di saung bagian tengah sehingga area wisata tampak ramai. Meskipun demikian di sekitar Grojokan Lepo cukup tenang untuk kita nikmati keasriannya. 

Tiket yang diminta oleh pengelola wisata ini cukup murah. Di gerbang pintu masuk hanya ada sebuah kotak, seperti kota amal, dan bertuliskan “mohon kotak tiket masuk diisi, SEIKHLASNYA”. Nah murah bukan? Kita bisa bayar hanya dengan 2k, 5k, 10k, atau bahkan lebih dari 20k tergantung kemampuan finansial dan keikhlasan kita. Tapi tetap harus proporsional. Ini juga demi pengelolaan kelestarian alam Grojokan Lepo karena yang mengelola wisata ini adalah masyarakat Dusun Pokoh dan sekitarnya. Artinya jika grojokan ini ramai, dan dipenuhi sumbangan seikhlasnya, maka masyarakat di sekitar Dusun Pokoh juga semakin sejahtera. 

Setelah melewati pos pembayaran “seikhlasanya”, kita akan disambut oleh suara gemericik sungai yang sangat jernih serta teduh karena disisi-sisinya ada banyak pohon bambu. Batu-batu alam yang disusun begitu rapih menambah keindahan dari sungai ini. anak-anak kecil biasanya bermain air di tengah sungai yang sedikit bendung agar air tetap menggenang seperti kolam. Mereka pun tak khawatir hanyut maupun tenggelam, karena arusnya yang tidak deras dan kedalamanya pun cukup dangkal.

Aliran sungai yang dibendung tadi sebagian lagi tetap mengalir ke bawah dan melewati bebatuan setinggi kurang lebih 6 meter, sehingga membentuk seperti air terjun mini. Mungkin, karena inilah warga setempat menyebutnya dengan Grojokan Lepo atau Curug Lepo. Dibawah grojokan tersebut, air mengalir cukup tenang dan kembali membentuk kolam karena dibagian ujung sungai di bendung oleh batu-batu alam. Ini biasanya tempat favorit bagi anak-anak untuk berenang. Disitu juga disediakan penyewaan ban pelampung maupun penjualan celana pendek. Disisi-sisi bendungan kecil ini dihiasi oleh bebatuan karst yang putih cerah. 

My Special Woman

Berwisata ke tempat ini, sangat cocok dilakukan bersama keluarga ataupun orang-orang spesial. Menghabiskan waktu dengan bersantai dan makan bersama akan membuat piknik semakin lengkap. Oh ya, Selama berada di sekitar grojokan, saya dan si gadis cantik tak ketinggalan untuk mengabadikan keindahan alam yang ada disekitar kami, terkadang kami juga berselfie ria bersama.
Keindahan Grojokan Lepo tidak berhenti disitu. Ada satu grojokan lagi yang tingginya kurang lebih sama dengan grojokan sebelumnya. Letaknya ada dibawah grojokan yang pertama. Air yang dibendung tadi sebagian tetap mengalir ke bawah dan melewati grojokan di bawahnya. Namun karena saat kami berkunjung pada musim kemarau tepatnya saat El Nino 2015 bergejolak yang menyebabkan kekeringan dimana-mana, air sungai yang mengalir tidak terlalu deras, sehingga kucuran air sungai di grojokan pun tampak ringan. Namun tetap saja batu-batu karst yang menyusun grojokan tetap mempesona. Ditambah air jernih yang mengalirinya membuat kawasan Grojokan Lepo selalu tenang dan teduh. Akan lebih menarik lagi jika kita berkunjung ke Grojokan Lepo saat musim hujan, dimana air jernih akan melimpah ruah dan membentuk suasana teduh dan harmonis disekitarnya.
Selfie di Jalan :D
Grojokan Lepo bisa menjadi wisata alternatif yang murah meriah untuk memanfaatkan waktu luang bersama keluarga ataupun orang-orang tercinta. Seperti yang saya alami ini, berwisata bersama si gadis cantik, special young woman and my future woman. Karena perjalanan terbaik bukanlah kemana perjalanan itu dilakukan, tetapi bersama siapa kita melakukan perjalanan.

Senin, 03 Agustus 2015

On 01.57 by Unknown   No comments

Oleh Irfan Fauzi
Alumnus Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga

El Nino dalam bahasa Spanyol berarti “anak laki-laki” kini mulai bergejolak. Berdasarkan sejarahnya, bermula dari penduduk atau nelayan Peru dan Ekuador yang berada di sekitar Samudera Pasifik bagian timur, menjelang bulan Desember biasanya menemukan Fenomena El Nino yaitu meningkatnya suhu permukaan laut yang pada bulan Desember biasanya dingin. Hal ini menyebabkan perairan yang tadinya subur dan kaya ikan menjadi sebaliknya. 

Biasanya, saat tidak terjadi El Nino, permukaan air laut di Timur Samudera Pasifik akan didatangi ikan dalam jumlah banyak karena ada pergerakan vertikal massa air laut (upwelling) yang membawa air yang suhunya lebih dingin dari suhu kedalaman 40-80 meter laut serta kaya akan nutrien, sehingga mampu menarik ikan untuk berkumpul di permukaan laut. Namun saat terjadi El Nino, upwelling melemah menyebabkan permukaan laut miskin nutrien. Akibatnya, tidak banyak ikan yang berkumpul di permukaan laut.

Seiring berkembangnya waktu, ternyata fenomena El Nino ini juga ditemukan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. El Nino menyebabkan anomali kondisi alam ditandai dengan meningkatnya suhu permukaaan laut yang signifikan di Samudera Pasifik sekitar ekuator, khususnya di bagian timur dan tengah. Hal ini menyebabkan berurangnya curah hujan secara signifikan di Indonesia. 

Untuk mengukur indeks variabilitas antar tahunan musim dan iklim di dunia, digunakanlah istilah ElNino Southern Oscillation (ENSO) dengan menggunakan indeks dari -2,5 sampai 2,5. Jika indeks sampai pada -2,5 maka disebut dengan La Nina (Kebalikan El Nino) Kuat, namun jika indeks mencapai 2,5 disebut dengna El Nino Kuat. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), El Nino terkuat yang pernah kita alami terjadi pada tahun 1997 dimana indeksnya mencapai 2,45. Efeknya adalah kekeringan di lahan persawahan hingga 462.130 Ha, serta kebakaran 11.880 hektar hutan dan 114.840 Hektar perkebunan (Kompas, 31/07). 

Gejala El Nino 2015, sudah tampak sejak bulan Februari dimana suhu muka laut di timur ekuator Pasifik timur meningkat (Kompas, 31/07). Hal ini menyebabkan kemarau panjang yang biasa terjadi pada bulan Juni – November. Kekeringan di berbagai daerah di Indonesia makin tak terelakkan. 

Berdasarkan data yang dihimpun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tercatat bahwa saat ini kekeringan melanda 12 provinsi 77 kabupaten atau kota dan 526 kecamatan, terutama di wilayah Jawa, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Lampung, Bali, NTB dan NTT. BMKG pun mencatat bahwa untuk bulan Agustus hingga Desember, Indeks ENSO mencapai indeks 2,2 derajat celcius dan akan semakin menguat hingga Desember mendatang. Artinya gejala El Nino tahun ini berpotensi menyebabkan krisis air yang lebih parah daripada tahun 1997.

Bagian dari Alam

Menyikapi gejala El Nino 2015, meskipun disebut sebagai anomali, harus kita akui juga bahwa andai saja manusia sadar akan bagian kecilnya dari alam (mikrokosmos-makrokosmos), mungkin efek dari El Nino tidak akan terlalu menyengsarakan. Franz Magnis Susesno (1993) menyebutkan bahwa sikap teknokratis manusia dalam memanfaatkan alam sangat berpengaruh terhadap berjalannya siklus alam secara normal. Manusia tidak lagi memandang alam sebagai objek, melainkan hanya sarana untuk memenuhi kebutuhan hidup belaka. 

Andaikan saja, hutan-hutan kita tetap lestari, tetap di biarkan tumbuh sesuai dengan porsi kealamannya, mungkin kekeringan akan sedikit terkurangi, karena air akan tertahan oleh akar-akar pepohonan. Waduk-waduk terpenuhi air serta ahan persawahan pun tumbuh subur jika dan hanya jika manusia benar-benar sadar dalam memanfaatkan alam bukan hanya menggunakannya secara rasional. Tentunya pendekatan dalam memanfaatkan alam pun tidak hanya “use oriented” melainkan juga “enviromental oriented” agar setiap tindakan eksploitasi, manusia tetap mengindahkan hal-hal yang dapat merusak tatanan kelestarian alam.

Kini El Nino sudah di depan mata. Tentunya kita sangat tidak ingin anomali alam ini merusak tatanan alam dan pangan yang ada seperti tahun 1997 silam. Pemerintah saat ini sudah menyusun rencana strategi dalam menghadapi gejala El Nino berupa pengalihan anggaran alokasi khusus APBN sebesar 2 triliun untuk pembuatan embung, pengadaan water bombing untuk pemadaman kebakaran hutan, pengkajian cadangan pangan oleh Bulog serta rencana-rencana taktis lainnya (Kompas, 01/07).  Namun, strategi yang dilakukan pemerintah tidak akan langsung dirasakan oleh masyarakat dalam waktu dekat. Setidaknya untuk kedepan, kita harus lebih arif dalam memanfaatkan alam agar segala macam anomali alam seperti El Nino maupun La-Nina, manusia bisa hidup berdampingan dengan alam sebagai unsur mikrokosmos dari luasnya makrokosmos alam.