sebuah blog dari saya untuk anda untuk kita dan untuk mereka

Another Widget

Kamis, 06 Agustus 2015

On 01.09 by Unknown   2 comments

Oleh Irfan Fauzi

Bantul, salah satu kabupaten dari Provinsi DIY ini ternyata memiliki begitu banyak destinasi wisata alam yang tak kalah dengan tetangganya, Gunung Kidul. Di bantul kita dapat temukan pesona pantai selatan Parangtritis, sebuah pantai eksotis beserta kemistisannya. Pantai ini juga yang menjadi titik akhir dari penarikan garis lurus yang diambil dari Gunung Merapi di Utara Yogya, Kraton dan Malioboro, hingga Pantai Parangtritis di Selatan Yogya. Tidak hanya Parangtritis, di Bantul juga kini mulai populer pantai-pantai lainnya seperti Pantai Depok, Pantai Baru, Pantai Goa Cemara, serta pantai lainnya yang membujur di selatan Kabupaten Bantul. Selain wisata pantai, Bantul juga memiliki destinasi wisata alam lainnya seperti Kebun Buah Mangunan, Makam Raja di Imogiri, Hutan Pinus, hingga Grojokan Lepo yang kami kunjungi baru-baru ini.

Awal saya mengetahui Grojokan Lepo bermula saat membaca sebuah artikel wisata yang mengulas akan keindahan serta kealamian dari Grojokan Lepo. Akhirnya pada Minggu pagi (2/8) kemarin, saya beserta seorang gadis cantik berkunjung ke tempat ini. kami berangkat tidak terlalu pagi, sekitar pukul 08.30 WIB. Untuk menuju Grojokan Lepo, dapat ditempuh dengan waktu sekitar 1,5 jam menggunakan sepeda motor dari kota Yogya. Grojokan Lepo terletak di Dusun Pokoh, Desa Dlingo, Kec. Dlingo Bantul. Rute yang kita tempuh melalui jalur Giwangan – Imogiri Timur – Pertigaan Hutan Pinus ambil Kanan arah Kebun Buah Mangunan – Pertigaan Kebun Buah Mangunan ambil Lurus arah Dlingo – Desa Dlingo – lurus sampai ketemu Plang Curug Lepo ambil kanan menuju Curug Lepo.

Berpose di Grojokan pertama


Pukul 09.45 WIB saat kami mendekati area wisata Grojokan Lepo, jalan yang dilalui hanya coran semen yang dibagi dua jalur, sisanya tanah dan bebatuan. Bagi kendaraan roda dua harus hati-hati saat melalui jalur turunan ini. Sebelum masuk area wisata, kita diharuskan memarkir kendaraan di tempat parkir depan rumah warga, dengan tarif hanya 2K. Sisanya hanya jalan kaki sekitar 50 meter untuk kemudian turun menuju Grojokan Lepo. 

Memasuki area wisata, serumpun pohon bambu yang menjulang tinggi, serta pohon-pohon lainnya meneduhi jalan setapak yang kami lewati. Saung-saung yang terbuat dari bambu pun memenuhi samping area jalan setapak yang didalamnya menjajakan berbagai makanan dan minuman bagi para wisatawan. Kebetulan saat kami berkunjung, ada acara reunian di aula yang berada di saung bagian tengah sehingga area wisata tampak ramai. Meskipun demikian di sekitar Grojokan Lepo cukup tenang untuk kita nikmati keasriannya. 

Tiket yang diminta oleh pengelola wisata ini cukup murah. Di gerbang pintu masuk hanya ada sebuah kotak, seperti kota amal, dan bertuliskan “mohon kotak tiket masuk diisi, SEIKHLASNYA”. Nah murah bukan? Kita bisa bayar hanya dengan 2k, 5k, 10k, atau bahkan lebih dari 20k tergantung kemampuan finansial dan keikhlasan kita. Tapi tetap harus proporsional. Ini juga demi pengelolaan kelestarian alam Grojokan Lepo karena yang mengelola wisata ini adalah masyarakat Dusun Pokoh dan sekitarnya. Artinya jika grojokan ini ramai, dan dipenuhi sumbangan seikhlasnya, maka masyarakat di sekitar Dusun Pokoh juga semakin sejahtera. 

Setelah melewati pos pembayaran “seikhlasanya”, kita akan disambut oleh suara gemericik sungai yang sangat jernih serta teduh karena disisi-sisinya ada banyak pohon bambu. Batu-batu alam yang disusun begitu rapih menambah keindahan dari sungai ini. anak-anak kecil biasanya bermain air di tengah sungai yang sedikit bendung agar air tetap menggenang seperti kolam. Mereka pun tak khawatir hanyut maupun tenggelam, karena arusnya yang tidak deras dan kedalamanya pun cukup dangkal.

Aliran sungai yang dibendung tadi sebagian lagi tetap mengalir ke bawah dan melewati bebatuan setinggi kurang lebih 6 meter, sehingga membentuk seperti air terjun mini. Mungkin, karena inilah warga setempat menyebutnya dengan Grojokan Lepo atau Curug Lepo. Dibawah grojokan tersebut, air mengalir cukup tenang dan kembali membentuk kolam karena dibagian ujung sungai di bendung oleh batu-batu alam. Ini biasanya tempat favorit bagi anak-anak untuk berenang. Disitu juga disediakan penyewaan ban pelampung maupun penjualan celana pendek. Disisi-sisi bendungan kecil ini dihiasi oleh bebatuan karst yang putih cerah. 

My Special Woman

Berwisata ke tempat ini, sangat cocok dilakukan bersama keluarga ataupun orang-orang spesial. Menghabiskan waktu dengan bersantai dan makan bersama akan membuat piknik semakin lengkap. Oh ya, Selama berada di sekitar grojokan, saya dan si gadis cantik tak ketinggalan untuk mengabadikan keindahan alam yang ada disekitar kami, terkadang kami juga berselfie ria bersama.
Keindahan Grojokan Lepo tidak berhenti disitu. Ada satu grojokan lagi yang tingginya kurang lebih sama dengan grojokan sebelumnya. Letaknya ada dibawah grojokan yang pertama. Air yang dibendung tadi sebagian tetap mengalir ke bawah dan melewati grojokan di bawahnya. Namun karena saat kami berkunjung pada musim kemarau tepatnya saat El Nino 2015 bergejolak yang menyebabkan kekeringan dimana-mana, air sungai yang mengalir tidak terlalu deras, sehingga kucuran air sungai di grojokan pun tampak ringan. Namun tetap saja batu-batu karst yang menyusun grojokan tetap mempesona. Ditambah air jernih yang mengalirinya membuat kawasan Grojokan Lepo selalu tenang dan teduh. Akan lebih menarik lagi jika kita berkunjung ke Grojokan Lepo saat musim hujan, dimana air jernih akan melimpah ruah dan membentuk suasana teduh dan harmonis disekitarnya.
Selfie di Jalan :D
Grojokan Lepo bisa menjadi wisata alternatif yang murah meriah untuk memanfaatkan waktu luang bersama keluarga ataupun orang-orang tercinta. Seperti yang saya alami ini, berwisata bersama si gadis cantik, special young woman and my future woman. Karena perjalanan terbaik bukanlah kemana perjalanan itu dilakukan, tetapi bersama siapa kita melakukan perjalanan.

2 komentar: